Selasa, 01 September 2009

Historic Meeting of Mawlana Shaykh Nazim & Shaykh Tahir al-Qadri in Cyprus

Mawlana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani Sultanul Awliya 
Monday, Aug 24, 2009 | Lefke CY
2009 Cyprus Summer Series

(Mawlana Syekh menerima tamu kehormatan dan sahabat baiknya, Syekh al-Islam Tahir al-Qadiri dari Pakistan. Mereka bicara dalam bahasa Arab selama beberapa saat, kemudian Mawlana Syekh memberikan suhbah dalam bahasa Inggris.)

Syekh Tahir al-Qadiri dari Pakistan. Masya-Allah. Tiga hari mempunyai hak sebagai tamu. Ha. Setelah tiga hari, ia bebas untuk pergi atau tinggal, tetapi tiga hari. Sayyidina syaykh jai ziayaran min masafa ba`iida lahu nur wa khidma lil ummah (Syekh junjungan kami telah datang mengunjungi kami dari tempat yang jauh, beliau mempunyai cahaya dan telah melakukan pelayanannya terhadap umat). Sekarang, law khalaftu sayyidina asy-syaykh kaan nahnu nartah (jika junjungan kita, Syekh, akan mengambil tempat kami (untuk bicara), kami akan merasa rileks) selama satu jam, yawmiyyan (setiap hari)? Selamat datang bagimu! bi-himmatihi Saya ingin agar pertemuan ini mubarak, menjadi pertemuan yang diberkati.

(Mawlana Syekh Nazim qs berdiri)

Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha ill-Allah. Allahu akbar wa lillah al-hamd. Anta rabbuna, Anta Khaaliquna, Ya Rabbana ighfirlana ma mada bi barakat hadza syahru ’r-rahma. Alfu ’sh-shalaat alfu ’s-salaam `ala sayyidina Rasulullah. asyfa` lana, li syarafihi demi kemuliaanmu, telah diciptakan segala sesuatu yang terus diciptakan sejak masa pra azali hingga azali, segala sesuatu diciptakan demi kemuliannya, raghman `an al-wahabiyyiin, khazahumullah.

Jika Sayyidina Muhammad (s) tidak diciptakan, maka tak ada satu pun makhluk yang diciptakan, tidak ada. Oleh sebab itu, t`azhiiman, saya berdiri untuk menyatakan ketakziman saya, untuk memberi penghormatan setinggi-tingginya, mengagungkan Tuhan kita, Allah Subhanahu wa Ta`ala, sebagaimana kita juga berdiri untuk hamba-Nya tercinta, hamba-Nya yang agung, bahwa segala sesuatu diciptakan untuk kemualiaan beliau dan demi kemuliaan beliau, saya berdiri. 

Wahai para pendengar! Dengar dan perhatikan apa yang diperintahkan oleh Tuhan pemilik surga kepada kalian, kepada seluruh manusia ciptaan-Nya. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim. Demi baraka Ustadz Syekh Muhammad Tahir, ulama kita yang paling terkenal di dunia Islam, Syekh Muhammad Tahir memberikan kehormatan bagi pertemuan kita!

Saya merasa malu untuk bicara di depan orang yang sangat terpelajar seperti beliau, orang yang populer, dan juga orang yang dicintai oleh para awliya. Tetapi kerendahan hatinya, tawadu`, beliau tidak ingin bicara dan berkata kepada saya, "Bicaralah dan kami akan mendengar." Dan saya bukanlah orang yang mengaku bahwa saya mengetahui sesuatu, astaghfirullah, tetapi kita hidup di suatu masa (di mana) guru-guru kita menyebutnya zamaan qaht ar-rijaal, sebagaimana Nabi Penutup (s) bersabda, 

قال صلى الله عليه وسلم :سيأتي على الناس زمان لا يبقي من القرآن إلا رسمه، ولا من الدين إلا اسمه،...

sa yaatii `ala an-naasi zamaanu la yabqaa min al-Qurani illa rasmuh wa laa min ad-deen illa ismuh (Hadits syariif: “Akan ada suatu masa bagi manusia di mana tidak ada lagi yang tersisa dari Alquran kecuali gambarnya saja dan tidak ada lagi yang tersisa dari agama ini kecuali namanya saja). Jadi apa yang dapat kita lakukan? Kita tidak dapat meninggalkan Ummati Muhammad, umat Nabi Muhammad (s), kita harus bicara semampu kita ketika seorang tamu datang, dan tuan rumah, jika ia orang kaya, boleh menyuguhkan seekor domba untuk tamunya, jika tidak ia bisa menyuguhkan ma taqadar, seadanya.

Dan kita mengucapkan a`udzu billahi min asy-syaythani 'r-rajiim. Kita harus mengucapkannya, karena setan adalah musuh yang paling berbahaya dan mengerikan bagi manusia. Di antara semua makhluk, kalian tidak bisa temukan musuh yang lebih besar darinya, karena kebencian dan hasad (dengki) ia ada di puncak kedengkian. Yang paling dengki di antara semua makhluk adalah setan! Oleh sebab itu kita harus mengucapkan a`udzu billahi min asy-syaythani 'r-rajiim. tak seorang pun yang mampu melawan setan sendirian, tidak. Mereka hanya bisa meminta perlindungan dari Tuhan mereka dan agar tidak terjebak dalam tipuan dan perangkap setan. 

Madad ya Sultan al-Awliya. Kalian harus meminta pertolongan dari orang-orang yang ahli. "Ahli" artinya (mereka yang) berusaha mengikuti jejak Nabi Penutup (s). Dan kita ucapkan, kita juga telah diperintahkan untuk mengucapkan Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim karena itu adalah pedang yang dapat kita gunakan untuk melawan setan, para pengikut dan bala tentaranya. Oleh sebab itu, di awal kita ucapkan a`udzu billahi min asy-syaythani 'r-rajiim, 

Wahai Tuhan kami! Masukkanlah hamba-Mu yang lemah ini ke dalam Naungan Ilahiah-Mu agar kami aman dari musuh yang berbahaya itu, astaghfirullah. Dan merupakan perintah suci untuk mengucapkan Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim, (mengatakan kepada kita) "Wahai hamba-hamba- Ku! Jika kalian ingin dilindungi, jika kalian menginginkan pertahanan dalam menghadapi musuh yang paling mengerikan, gunakan Pedang-Ku dan Aku memberi jaminan pada kalian, bagi ummati Muhammad (s): ucapkanlah Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim!"

Kita mengucapkan dan memohon istimdad, dukungan surgawi dari guru-guru surgawi, itu artinya mereka adalah orang-orang yang lebih dekat dengan Nabi Penutup (s). kalian harus memohon pertolongan dan dukungan surgawi. Oleh sebab itu, ucapkanlah, jangan takut bahwa beberapa orang yang salah akan menyalahkan kalian dan mengatakan bahwa kalian melakukan perbuatan syirik. Tidak! Kita tidak syirik, tetapi kita melakukan jalan para Sahabat, di mana mereka senantiasa meminta pertolongan Ilahiah dari Nabi Penutup (s) istimdad, talab al-madad, meminta pertolongan surgawi, pertolongan surgawi tidak dapat kalian temukan di sembarang tempat.

Jika seseorang mempunyai sebuah mobil dan ketika bensinnya habis, saya pikir dia tidak akan pergi ke toko sembako lalu berkata, "Isi bensin mobilku." Apa itu? Mengisinya dengan minyak zaitun atau minyak lainnya? Apakah menurut kalian mobil itu bisa jalan? Tidak mungkin. Hanya orang idiot yang pergi ke sana dan meminta toko sembako, "Isi mobilku, agar aku bisa melanjutkan perjalanan." Tidak. Kalian harus pergi ke tempat yang bertuliskan, "Pom Bensin."

Oleh sebab itu, jangan berpikir bila seseorang melakukan suluuk--Ustadz Profesor mengetahui bahwa suluuk adalah jalan untuk membawa orang menuju Hadirat Suci Nabi Penutup (s)--jika kalian tidak pergi menuju maqam beliau, kalian tidak dapat bergerak melanjutkan langkah kalian menuju Tuhan pemilik surga. Oleh sebab itu harus tahu bahwa apa yang mereka perlukan, bergerak dari tahap atau level ego mereka menuju ke atas. Mereka memerlukan maqam seseorang untuk mengisi mereka dengan sesuatu yang membuat kalian dapat terangkat, atau kalian akan seperti ular, berlari. Ular, saya katakan ular sebab binatang lain mempunyai kaki, berlari. Tetapi yang itu, ular, naga, tidak mempunyai kaki, dan kalian bisa menjadi kurang dari ular jika kalian tidak meminta jalan menuju surga!

O people! You are invited or you have been called from heavenly level; you have been invited. O people! You have a heavenly invitation.

Eh! Everyone they like to have an invitation. It should be a big feast, or ghada they are saying, or Her Majesty the Queen's ihtifal, some celebration, everyone yatamana, more than wishing, their hearts running to have an invitation from Her Majesty the Queen. Anxiously desiring. That is their desire to go there. But people now, subhanallahi ’l-`aliyyi ’l-`adheem, they are so ignorant, so foolish, so idiot ones! Because the Lord of Heavens sending heavenly invitation to His servants and saying: 

وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلاَمِ - 
asta`idh billah: w’Allahu yad`u ila dari ’s-salaam, sadaqallah, and it is free, saying, "Come to Me. Say, O my Prophet, call My servants to prepare to arrange themselves ornaments, making their as they are going to Queen's invitation, dressing excellent ones, written on invitation card the type of clothes you must dress in that you must come."

For everything there is, what you are saying, (formal dressing) protocol, tashreefan. Protocol is for other nations, but Arabic enough and more than enough for giving every meaning divine and earthly meanings, enough (is) Arabic for whole nations; no need for Arabic language to use another words, therefore, I am saying tashreefa, it is from Prophet (s) to the servants of the Lord of Heavens. OK? Yes. There is invitation, it is free for all Mankind! W’Allahu yadu` ila dari ’s-salaam. Bi ’dh-Dhaat, He Almighty, through His Glory and Majesty saying, "O My servants, come! I am inviting you to be in My Divinely Presence, (giving) My Divinely invitation to you. Tuh (spit) On those people who are not giving that honor for that invitation, and then they are running away!!

Subhanallah, Ya Rabbee, O our Lord, please forgive us! We are so sooooo ignorant ones, leaving, not taking, not accepting, not preparing ourselves for that Divinely Invitation, w’Allahu yadu` ila dari ’s-salaam. How we are running after this dirty life and its dirty ladhaat, pleasure?

Running after that and leaving Divinely Invitation? We have been invited! O people! O our Lord's servants! Look; use your mentality to make a measuring (take account); to where you are running? For what you are wasting your life, for nothing! And you are leaving that divinely invitation and you are not going to prepare yourself! And the way of reaching, the way of preparation for anyone who (is) asking to reach divinely feast (is by) beginning to be a follower from heavenly ones. They are masters. Heavenly ones (who) are living among people, you must look after them to teach you. (Allah Almighty is) saying, "Come to Me! I am preparing you; I am training you!"

That is sulook. People are running away from sulook. We are not created for dunya. They are not understanding this. Whole people they think they have been created for dunya. Dunya is only one spark of match. (Shaykh Tahir al-Qadiri says, "We were created in dunya, not for dunya.") And people running after dunya, not asking more than that, and after while saying, "This passed away and that passed away, and left underground; going to be dust." Their souls (are) untrained for the Last Day. That is important, for Man to ask, who is master? You must ask (from a) master. First masterhood for prophets, then their inheritors, masters. You must try to find them. One is enough. Who inheriting from the Seal of the Prophets (s) is enough, as the Seal of Prophets enough for whole Creation! It is enough for us to find an inheritor from the Seal of Prophets (s), to follow him and to reach your real position and level, here and Hereafter.

It is written, and Shaykh Tahiri he knows, but I am addressing to common people. The son of Sayyidina `Umar radi-Allahu `anhum was once with caravans going from Madinatul-Munawwara to Hajj in Mecca al-Mukarrama. And he was with people, qawafil, caravans and he was going and he reached to a place, the way was going one way, so many people all caravans going on that way. Only there was a munhani, curve way behind that, and they saw that the son of Sayyidina `Umar, Allah blessing them, he was taking that curving and going there and reaching to caravan (through a different route).

And people coming and saying, "O Sahib Rasulullah (s), O son of Sayyidina `Umar, why you did this? The way was going straight from here; why you are taking this curved way?" And he said, "O people! I just I saw my darling, habeebee, beloved one (s), I saw him that he reached this place and he did his na`qa ash-shareef, camel, taking this way and going like this; therefore, I love to do everything what I saw from that one."

Subhanallah. No place that the Seal of Prophets (s) put his foot on it and not coming a light. Where he passed, that light was coming, and that light (illuminates) up to Yawm al-Qiyamah must be, but:

وَمَن كَانَ فِي هَـذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً

Wa man kaana fee haadhihi a`ama fa-huwa fi 'l-akhirati a`ama, But those who were blind in this world, will be blind in the hereafter (Suratu’l-Isra, 17:72). Not blind people can see that but (only) open-eyed people. 

And the son of Sayyidina `Umar was saying (about) the nur, holy light, "I am looking there and how I can leave it and follow you in such a way?"

The Sahaba of the Seal of Prophets (s) were following him (s), Habeebullah! They take their shares from the Seal of Prophets (s) and that nur just astaqar, settled through their hearts. Therefore, (for) Sahaba is something else, radiyallahu `anhum wa radoo `anh, that honor cannot be for anyone else, and that honor there is not another honor above where Allah saying,

رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ - 
radiyAllahu `anhum wa radoo anh 
(well-pleased is Allah with them, and well-pleased are they with Him.)

(Mawlana Shaykh looks to Shaykh Tahir al-Qadiri, who says, "He explained His pleasure on them first, only then they became pleased with Allah and because of His divine pleasure, they become pleased with Him.")

Look what Sahaba companions reaching such an honor, such a ranks, high ranks through heavens! There is heavenly station and there is over that Divinely Station. Divinely no one can enter it, ill ar-Rasool, Divinely Presence is only for one, ya Ustaz. But seven heavens. Heavenly Presence. Then when seven heavens finishing, Archangel Gabriel coming there and standing, and the Seal of Prophets (s) was saying, "Come with me, O Jibreel," and he is answering, "No way, ya Habeebullah, no way siwak to pass up to this point. If I move from here I am going to be nothing and never going to come in existence once again. Only for one."

O people! Leave Shaytan and its followers, but come and keep yourself with Prophet's inheritors; follow them. (They are) taking you through heavens and heavenly stations. O people! Live for Allah! O people! Don't occupy yourselves for being servants of Shaytan or nafs or dunya or hawa, the four dangerous enemies. Leave them and come!

Aba Yazid, Sultan al-Arifeen, Allah blesses him, was saying, "We reached to a station and asking more. I like to come to You, O Lord."

What was Allah Almighty's answer to him? Itruk nafsak wa ta`al, "Leave yourself; leave your dirty ego and come to Me, quddus muqaddas. Ya Musa."

فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

fakhla` na`layka innaka bil-waadi 'l-muqaddasi tuwaa

Verily I am thy Lord! therefore (in My presence) put off thy shoes: thou art in the sacred valley Tuwa. [20:12]

Allahu akbar. Allah was not happy that Moses coming with slippers to that maqam, but for Seal of Prophet (s) He said, "O my Beloved One, put your feet on My Divinely Throne, to take honor!"

The honor of Sayyidina Muhammad, saloo `alayhi wa salimoo tasleema. Allahumma salli `ala Sayyidina Muhammadan nabee al-ummi wa `ala aalihi wa sahbihi was sallam... kama yaleeq bi-kamaalihi (s). This (suhbah) is for honor of our precious guest coming here today. (Mawlana is radiant with happiness! Allah, Allah. Just no need to say Dumm, dumm, dumm, dumm, dumm, dumm... singing. Every day increased, baraka ustadh. (Mawlana Shaykh looks at Shaykh al-Islam Tahir al-Qadiri with fondness.) I like him too much!

(Private conversation ensues; both shaykhs speak with Shaykh Hisham on telephone.)

NOTE: Please give generously to sufilive.com to enable these precious daily live broadcasts, recordings, and transcripts to continue. Go to sufilive.com and click on DONATE. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar